SEJARAH KEBERADAAN ROTAN DI INDONESIA






SEJARAH KEBERADAAN ROTAN DI INDONESIA


Sejarah keberdaan rotan di indonesia, sudah berabad-abad lamanya, Jaman dahulu rotan dianggap sebagai barang mewah bermakna politis-ekonomis sehingga sering dibawa sebagai seserahan bagi raja di negeri seberang. Misalnya pemberian “sepikul rotan” di masa Sriwijaya kepada salah satu kerajaan di India, “baju perang rotan” yang menandai hubungan baik Majapahit-China, “rotan putih” yang menjadi pengikat kerajaaan-kerajaan Semenanjung Sumatera (Pasai) di awal munculnya kerajaan Islam-India. Pada masa penjajahan, rotan telah menjadi komoditas dagang yang bernilai ekonomis tinggi. Buktinya, orang Belanda yang masuk ke wilayah Kerajaan Kutai mulai membeli rotan dengan cara barter terutama dengan bahan pokok, kain dan lain-lainnyaSecara detail tulisan tentang sejarah perkembangan budidaya dan perdagangan rotan memang sangat minim ditemukan, namun narasumber  yang dapat bercerita tentang rotan masih begitu banyak dan bisa dijumpai di desa/kampung. Di Kutai Barat contohnya, etnis yang membudidayakan rotan khususnya adalah etnis Kutai dan Dayak. Masyarakat Kutai dan Dayak banyak menggunakan rotan sebagai bahan pengikat bangunan rumah dan kebutuhan peralatan rumah tangga lainnya. Hal ini mendorong masyarakat menanam dan membudidayakan rotan sesuai dengan jenis-jenis yang memang sering dipakai seperti ; rotan Sega, Jahap, Seltup, Pulut Putih, Pulut Merah dan Manau. Dan masih bayak lagi jenis jenis rotan yang bisa anda temui, Namun setelah tahun 1987 hingga sekarang harga rotan menjadi tidak sebanding lagi. Hal ini akibat dari ditutupnya keran ekspor rotan ke luar negri dan kebijakan Pemerintah tentang ekspor rotan yang berganti-ganti setiap berganti kepemimpinan dan cenderung menguntungkan pihak-pihak tertentu yang tentunya bukan petani. Rotan yang pernah mengalami masa keemasannya semoga saja tidak menjadi ‘tinggal sejarah



Perdagangan  budidaya dan perkembangan rotan:

Secara detail tulisan tentang sejarah perkembangan budidaya dan perdagangan rotan memang sangat minim ditemukan, namun narasumber  yang dapat bercerita tentang rotan masih begitu banyak dan bisa dijumpai di desa/kampung. Di Kutai Barat contohnya, etnis yang membudidayakan rotan khususnya adalah etnis Kutai dan Dayak. Masyarakat Kutai dan Dayak banyak menggunakan rotan sebagai bahan pengikat bangunan rumah dan kebutuhan peralatan rumah tangga lainnya. Hal ini mendorong masyarakat menanam dan membudidayakan rotan sesuai dengan jenis-jenis yang memang sering dipakai seperti ; rotan Sega, Jahap, Seltup, Pulut Putih, Pulut Merah dan Manau.

Manfaat dan kegunaan rotan:
Diketahuinya manfaat dan kegunaan rotan secara luas membuat rotan menjadi populer dan bernilai ekonomi tinggi sehingga menjadi salah satu sumber penghasilan bagi daerah-daerah penghasil rotan terutama di luar pulau Jawa seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatra. Rotan mulai diperdagangkan secara luas antar pulau bahkan antar negara sejak tahun 1918. Permintaan akan rotan terus meningkat dan sebanyak-banyaknya serta ada permintaan jenis baru sehingga jenis yang ditanam juga semakin banyak. Tingginya nilai jual rotan dan tingginya permintaan semakin mendorong para petani untuk membudidayakan rotan secara besar-besaran sampai pada tahun 1980-an. Waktu itu harga 1 kg rotan Sega senilai dengan 1 liter bensin atau 1 kg beras. Petani mengalami masa keemasan saat itu. Apalagi dengan tidak adanya komoditas yang mampu menyaingi rotan saat itu, rotan semakin merajai pasar.








Post a Comment

0 Comments